Whishienadaily - Sambil terbaring sekarat di pelukan ibunya, seorang gadis kristen berusia 12 tahun meminta ibunya memaafkan anggota ISIS yang membakarnya hidup-hidup.
Jacqueline Isaac, seorang pengacara HAM, yang menyampaikan kisah pilu ibu dan anak, yang beragama Kristen itu, setelah kediaman mereka di Mosul, Irak, dibakar anggota ISIS.
Bocah perempuan itu sedang mandi saat anggota ISIS datang ke kediaman mereka untuk menagih jiyza, pajak agama yang dibebankan ISIS kepada penduduk minoritas Kristen, Syiah dan Alawi.
Si ibu mengatakan segera membayar pajak itu, tetapi meminta anggota ISIS tersebut menunggu hingga putrinya selesai mandi.
”Militan ISIS berada di pintu dan mereka mengatakan 'Anda memiliki dua pilihan, Anda pergi sekarang atau Anda membayar Jizya'. Dia (ibu korban) bilang 'Saya akan membayar, beri saya beberapa detik sampai putri saya di kamar mandi keluar',” lanjut cerita Jacqueline.
Diminta menunggu, anggota ISIS itu marah dan langsung membakar kamar mandi saat bocah tersebut masih berada di dalamnya.
”Mereka mengatakan 'Anda tidak memiliki beberapa detik' dan mereka menyalakan obor di kamar mandi, tempat gadis itu berada di dalamnya,” imbuh Jacqueline, seperti dikutip Mirror, semalam (18/5/2016).
Jacqueline membeberkan kisah ini dalam sebuah konferensi di New York yang membahas penindasan terhadap minoritas Kristen di daerah konflik Suriah dan Irak bulan lalu.
Meski bisa meloloskan diri dari kebakaran itu, gadis itu akhirnya meninggal dunia di rumah sakit akibat luka-lukanya.
Saat terbaring lemah menjelang ajal di pelukan ibunya, gadis itu meminta sang ibu untuk memaafkan anggota ISIS yang membakar rumah mereka, seperti dikabarkan harian Express.
"Anak itu menderita luka bakar tingkat IV dan ibunya telah melakukan segalanya untuk menyelamatkan nyawanya," ujar Jacqueline.
"Saat dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya meninggal, kata-kata terakhir anak itu kepada ibunya adalah, 'maafkan mereka'," kata Jacqueline.
Pada Januari 2014, ISIS merebut kota Raqqa, Suriah, dan menjadikannya sebagai ibu kota kekhalifahan bentukan ISIS. Lalu, pada Juni 2014, ISIS merebut Mosul, kota terbesar kedua di Irak.
Pada masa-masa pendudukan itu, ribuan umat Kristen di Suriah dan Irak terpaksa mengungsi ke wilayah-wilayah lebih aman.
Bagi warga Kristen yang memilih tetap tinggal di Raqqa atau Mosul, mereka diwajibkan membayar jiyza atau pajak agama jika menolak masuk Islam.
Sumber : Kompas.com
Bagikan ke orang lain!!
0 Response to "Sebelum Meninggal, Gadis Kristen Ini Minta Sang Ibu Memaafkan Anggota ISIS yang Membakarnya"
Post a Comment